Antraks

Antraks


Antraks atau anthrax adalah penyakit menular akut yang disebabkan bakteria Bacillus anthracis. Basilus ini bersifat aerob, gram positif, tidak motil, berkapsul, tahan asam dan membentuk spora, mempunyai ukuran 1-1.5 um x 4-10 um. Spora antraks ini akan terbentuk bila O2 berlebihan dan dapat bertahan di lingkungan selama 25 sampai 30 tahun. Spora–spora antraks juga bisa diterbangkan oleh angin, dihanyutkan oleh air, hingga mencemari apa saja yang dilewatinya. Spora penyakit ini tahan bertahun-tahun dan tahan akan kekeringan, panas dan desinfektansia. Dan apabila spora tersebut terhirup, termakan atau menempel pada kulit yang terluka, spora akan berubah menjadi bentuk aktif dan masuk ke dalam jaringan darah serta berkembang biak. Masa inkubasinya mencapai waktu antara 1 –2 minggu. Selain itu, penyebab penyakit ini tahan pembekuan cepat pada -72 °C. Antraks paling sering menyerang herbivora-herbivora liar dan yang telah dijinakkan, namun juga dapat menjangkiti manusia karena terekspos hewan-hewan yang telah dijangkiti, jaringan hewan yang tertular, atau spora antraks dalam kadar tinggi. Hingga kini belum ada kasus manusia tertular melalui sentuhan atau kontak dengan orang yang mengidap antraks. Penyakit antraks dimasukkan dalam kelompok penyakit yang dapat menular dari hewan ke manusia (zoonosis).

Lingkungan merupakan reservoir utama dari penyakit ini dan spora dijumpai di tanah, tetumbuhan dan juga air. Lingkungan dapat menjadi penyebar penyakit ini karena adanya hewan yang mati karena antraks akan mencemari lingkungan sekitarnya melalui banjir ataupun aliran air dan bila bangkai hewan tersebut dimakan oleh hewan ataupun urung pemakan bangkai maka spora yg ada dlm bangkai tersebut akan menyebar luas. Pada hewan hidup Bacillus anthraxis akan berbentuk vegetatif dan bila hewan tersebut mati maka akan terjadi kekurangan O2 dan panas sehingga ia akan menjadi spora dan akan tinggal dalam reservoir utamanya, yaitu tanah.

Penyakit antraks ada tiga jenis


Menyerang kulit
Dikenal juga sebagai pustula maligna, karbunkel, charbon, black eschar. Antraks jenis ini terjadi apabila Bacillus anthracis masuk melalui luka atau pun lecet pada kulit. Dua sampai tiga hari setelah infeksi pada kulit timbul benjolan kemerahan yang dikelilingi tanda-tanda erythrema di mana individu mengeluh dengan kulit merah yang gatal. Tanda klinis ini akan semakin jelas dengan terjadinya infiltrasi di tengah yang berwarna merah tua. Makin lama warna merah ini akan berubah menjadi hitam dengan sekeliling yang edematik (black centre). Bagian ini kemudian mengeras dan bila disinggung ataupun ditekan terasa sakit. Bila meletus akan terjadi ulcus dengan dinding curam dengan produksi kerak yang berwarna cokelat tua. Bila bentuk kulit ini menjadi intensif maka akan menjalar ke simpul limfe regional dan kemudian akan meningkat ke bakteremia bahkan toksemia. Pada kejadian ini angka kematian (case fatality rate) akan mencapai 20%. Pengobatan pada bentuk ini dapat dilakukan dengan penisilin, tetrasiklin dan eritromisin. Dengan pengobatan diatas kematian dapat ditekan sampai nol persen.

Menyerang pencernaan
Terjadi karena penularan per oral karena konsumsi daging mentah ataupun kurang masak ditandai dengan adanya sakit perut yang amat hebat dan perasaan panas di bagian abdomen. Pada bentuk ini sering terjadi edema malignant. Hubungan antara antraks pada manusia dan antraks hewan di Indonesia erat sekali dan adanya antraks sering dihubungkan dengan kebiasaan penduduk dalam memasak atau makan daging. Beberapa gejala nya adalah mual, pusing, muntah, tidak nafsu makan, suhu badan meningkat, muntah bercampur darah, buang air besar berwarna hitam, sakit perut yang sangat hebat (melilit) atau (untuk tipe kulit) seperti borok setelah mengkonsumsi atau mengolah daging asal hewan sakit antraks.

Menyerang pernafasan
Disebabkan karena terisapnya spora antraks yang tersebar secara aerosol. Bentuk ini menyebabkan antraks yang dikenal sebagai wool sorter disease. Jalannya penyakit berkembang dari alveoli menuju simpul limfe tracheobronchealis dan kemudian berkembang di sana. Bila telah terjadi mediastinitis maka akan terjadi septisemia dan kerusakan yang terjadi di paru amat sedikit. Masa inkubasi susah diketahui dengan tepat dan pada hewan percobaan selama 6-10 hari. Secara klinis bentuk ini dimanifestasikan dalam dua tingkatan penyakit:
o Dengan gejala demam, kelemahan umum (malaise), myalgia sehingga gejalanya mirip dengan influenza ataupun penyakit paru yang disebabkan oleh virus.
o Sesak nafas akut, diaforesis dan sianosis, suhu badan naik ataupun malahan turun dan menyebabkan shock. Kematian biasanya berlangsung dalam 24 jam setelah onset kedua ini.

Ciri-ciri Pada ternak

Mengalami demam tinggi, gelisah dan gemetar. Sedangkan pada hewan yang menghasilkan susu, mengalami penurunan produksi. Kemudian nafsu makan hewan tersebut terlihat mulai menghilang. Dan apabila telah keluar darah berwarna kehitaman dari dubur, mulut, hidung atau air kemih, maka hal itu akan berlanjut pada kematian. Daging yang terkena antraks mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: berwarna hitam, berlendir, berbau.


Pengendalian penyakit ini dilakukan dengan jalan:
  • Menjaga kebersihan kandang merupakan sebuah hal yang mutlak selalu perlu dilakukan
  • Mengurangi kontak dengan hewan yang terkena ataupun produknya.
  • Immunisasi pada orang-orang yang bekerja dengan organisme ini misalnya dokter hewan, pekerja pabrik wool, peneliti, dll.
  • Bila terjadi antraks di hewan piara maka dilakukan karantina selama 2 minggu di daerah tersebut sedangkan susu dari daerah tertular tidak boleh untuk konsumsi dan dimusnahkan. Untuk menghindarkan terjadinya spora maka nekropsi terhadap bangkai hewan sama sekali tidak diperbolehkan. Terhadap bangkai dari hewan yang disangka menderita antraks dilakukan penanaman dan/atau pembakaran menurut metode standard.
  • Pada rambut dan wool dapat dilakukan desinfeksi dengan larutan aldehyda panas dan metode ini dengan sendirinya susah dikerjakan pada kulit hewan karena akan mengubah sifatnya.

Tidak ada komentar: