Kiat Berbelanja Produk Daging

Kiat Berbelanja Produk Daging



Beberapa kiat praktis memilih produk daging, yaitu:
  1. Melihat dengan mata yang jelas bangaimana lingkungan tempat daging dijual. Bila tercium bau busuk/menusuk hidung, artinya pedagang tidak nenerapkan praktek higinies. Ingat, bau adalah hasil pekerjaan bakteri. Baktri sangat menyukai lingkungan yang kotor dan menyukai produk yang kaya akan protein. Sayang nya, kita tidak bisa melihat bakteri yang ukurannya sangat kecil. Apabila kita menggunakan mikroskop untuk melihat jumlah populasi bakteri yang ada didaging yang dijual di pasar, mungkin hasilnya TBUD (Terlalu Banyak untuk Dihitung)
  2. Bila lingkungan bersih, lihat bangaimana penampilan pedagang yang bertugas. Apakah pakaian yang dikenakan bersih, bangaiamana rambutnya (gondrong)?
  3. Lihat kondisi peralatan yang digunakan, seperti pisau, talenan, sendok, garpu daging dan lainnya apakah bersih/kotor?
  4. Setelah hal diatas sudah tidak menjadi masalah, mulailah melihat kualitas daging yang di-display
  5. Konsumen bisa menanyakan kepada pedagang asal-usul daging, apakah ia memiliki sertifikat Halal, bangaimana kondisi daging utuh (fresh/frozen), bangaimana kemasan dagingnya (vokum/kantong plastik/tidak dikemas sama sekali). Biasanya para retailer memajang di counter daging beberapa sertifikat yang menyatakan daging berasal dari supplier yang memproduksi daging secara halal atau hasil pemeriksaan dari Dinas Peternakan yang menyatakan daging berasal dari supplier tertentu aman dikonsumsi.
  6. Bila konsumen harus berbelanja produk lain, maka selalu diingat untuk menempatkan membeli daging pada urutan terakhir. Karena akan berakibat fluktusi temperatur dari kondisi dingin zona aman ke kondisi temperatur zona bahaya. Pada temperatur zona bahaya, bakteri akan berkembang biak dengan cepat dan melakukan aktivitas pengrusakan
  7. Setelah berbelanja daging, usahakan segera tiba di rumah untuk memproses daging (disimpan/dimasak). Bila harus berkunjung ke tempat lain, pertimbangkan untuk meminta es dengan kemasan yang terpisah dengan daging. Es akan membantu mempertahankan temperatur dingin selama perjalanan. Sebaiknya tidak menggunakan dry ice/biang es, karena akan menyebabkan pembekuan pada bagian daging yang kontak langsung dengan dry ice.
  8. Kualitas daging yang segar memenuhi syarat sebagai berikut:
  • Warna daging merah cerah. Warna daging intensif (pekat/tua) dapat dijumpai pada bagian daging seperti Chuck/Sampil karena secara anatomi terletak pada bagian bahu ke arah leher, dan warna merah muda (sangat muda) dapat dijumpai pada daging seperti Eye round/gandik. Banyak konsumen salah kaprah melihat warna coklat pada bagian dasar daging yang didisplay pada wadah nampan dan menganggap daging tersebut tidak fresh. Warna kecoklatan akan muncul pada bagian dasar daging karena pada bagian tersebut tidak terekspos/kontak dengan udara. Udara mengandung oksigen (O2), yang dengan tekanan O2 tertentu akan mengubah pigmen (unsur warna) daging mioglobin (merah ungu) menjadi oksimioglobin (berwarna merah cera). Bila tekanan O2 kurang/rendah (dalam hal ini bagian dasar daging tidak terekspos udara), pigmen mioglobin akan berubah menjadi metmioglobin yang berwarna kecoklatan pada dasar tersebut menghadap udara selama beberapa menit (± 3 menit), akan terlihat warna coklat mulai berangsur berubah menjadi warna merah. Namun bila kita menemukan warna daging coklat pada permukaan daging yang telah lama kontak dengan udara dan warna coklat itu permanen (tetap) berarti daging berada dalam kondisi menuju rusak dan bila timbul aroma tidak sedap (berbau busuk) artinya daging sudah terkontaminan bakteri dan sebaiknya jangan dibeli.
  • Tekstur. Konsumen tidak perlu harus memencet daging dengan tangan. Ingat, bila 1 jari mendapat 1000 bakteri, maka bila ada 1000 konsumen yang ikut memencet daging, artinya sudah 1000000 bakteri yang hingga didaging. Konsumen pun harus ikut berpartisipasi menjaga dan bersikap higinis bila berada di lingkungan butchery. Bila ingin mengetahui tekstur daging, konsumen bisa menggunakan media kantong plastik membungkus tangan dan baru memencet daging
Bila anda membeli daging di pasar tradisional dan merencanakan akan memasak sup, soto atau rending yang mana proses mengolahnya menerapkan metode masak waktu lama (Long Time Cooking) mungkin tidak ada masalah apa-apa karena bakteri yang ada pada daging akan mati. Namun, bila anda membeli daging untuk keperluan membuat steak yang weaktu masaknya singkat (Short Time Cooking) maka ada kemungkinan bakteri yang tahan panas akan tetap hidup dan menyebabkan berbagai penyakit perut.

Tidak ada komentar: